Dompet Dhuafa Banten mberikan bantuan pangan kepada Rohmah, agar saat puasa ia dan keluarga punya makanan. (Foto: DD Banten)

ZNEWS.ID SERANG – Rohmah, perempuan berusia sekitar 35 tahun ini adalah wanita yang sabar dan tangguh. Allah SWT memang sudah menulis segala garis kehidupan dalam perjanjian suci saat manusia akan menghuni dunia.

Begitupun dengan Rohmah, harapan untuk bisa menjadi penyangga tiang ekonomi keluarga harus berakhir duka dan nestapa. Kini, kesehariannya harus ditopang tongkat dan kursi roda. Kakinya sudah tak berfungsi akibat musibah yang menimpanya. Sungguh, miris sekali keadaannya.

Rohmah adalah warga kampung Sujung, Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Beberapa tahun yang lalu, ia mencoba mengadu nasib menjadi pahlawan devisa, dengan berangkat menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke salah satu negara di Timur Tengah.

Niatnya kuat agar ia bisa menghidupi emaknya, seorang janda yang sudah tua, kedua anaknya dan saudara-saudaranya. Rohmah juga janda. Suaminya pergi tanpa kabar. Meninggalkan tanggung jawab untuk merawat anaknya.

Harapannya membuncah. Awalnya dia berpikir bahwa hidup akan lebih baik jika berangkat menjadi TKW ke Timur Tengah. Namun Apa daya, kenyataan yang diterima berbeda. Majikannya tak baik. Menurut cerita Rohmah, banyak perlakuan yang sangat menyiksanya.

“Saya mencoba kabur, loncat dari jendela lantai dua. Namun saya jatuh, dan kedua kaki saya patah,” ujarnya, kepada tim Dompet Dhuafa Banten.

Setelah kejadian itu, meski sempat operasi dan kakinya dipasangi pen, namun itu tak menolong. Kaki Rohmah kini tak berfungsi. Pulang ke Indonesia bukan membawa bahagia, melainkan membawa nestapa. Bagi keluarga, dirinya, dan kedua buah hatinya.

Rumahnya Roboh

Kondisi rumah Rohmah. (Foto: DD Banten)

Sore tadi, Kamis (23/4/2020), kami berkunjung kembali. Memberikan bantuan pangan agar puasa punya makanan. Nama programnya Pangan Sehat untuk Sahabat. Semua yang membutuhkan harusnya kita anggap sahabat, yang harus dirangkul dan diberi semangat.

Sandi, putra sulung Rohmah, sudah Dompet Dhuafa Banten support biaya sekolahnya, sambil belajar mengaji di pesantren. Sandi suaranya lumayan merdu, azannya mendayu. Sedayu nasib ibunya.

Kondisi rumah Rohmah. (Foto: DD Banten)

Ketika sore tadi berkunjung, ada rasa sesak yang menggunung, gundah yang membuncah, terkejut dan perih mengiris hati. Betapa tidak, ketika dulu kami berkunjung, meski sudah tua, rumahnya masih layak ditinggali. Kini, rumah itu hanya berdinding terpal.

Menurut Rohmah, rumah orang tuanya roboh akibat lapuk dan terkikis dimakan usia. Padahal, di rumah itulah dirinya, ibunya, tetehnya yang sedang sakit, 2 saudaranya, dan 2 anaknya berteduh dari panas dan hujan. Berhimpitan.

Kondisi rumah Rohmah. (Foto: DD Banten)

Setelah roboh, makin lengkap penderitaannya. Butuh kepedulian kita bersama untuk menolongnya.

“Miris, rumah orang tua Rohmah roboh, beberapa pemuda peduli mengumpulkan dana, namun baru dapat Rp 2,8 juta. Jauh dari cukup untuk bangun rumah,” kata Zamaksyari, tim Dompet Dhuafa Banten yang menemui Rohmah di kediamannya.

Kondisi rumah Rohmah. (Foto: DD Banten)

Rohmah adalah satu dari sekian TKW yang mencoba memperbaiki nasib, namun berakhir tragis dengan kesedihan. Apalagi di tengah pandemi Corona saat ini, hidupnya makin terasa menghimpit dada. Jika bukan kita bersama, siapa yang akan menolongnya.

Dompet Dhuafa Banten siap menjadi perantara. Berkeringat untuk menjadi jembatan donasi Anda. Membangun kembali rumah Rohmah agar di tengah ketidakberdayaannya, ia bisa tidur nyenyak. Tanpa tetesan air hujan kebocoran, atau panasnya terpal yang kini jadi tempat tinggalnya.

Editor: Mokhlas Pidono

LEAVE A REPLY